/Ada Cara Terbaru Mengubah Receiver dari MPEG-2 ke MPEG-4. (Apa benar?)

Ada Cara Terbaru Mengubah Receiver dari MPEG-2 ke MPEG-4. (Apa benar?)

Beberapa bulan terakhir banyak stasiun televisi yang mengupgrade siaran dari awalnya MPEG-2 menjadi MPEG-4. Sebut saja Sinema Indonesia X, Indosiar, SCTV dan kabarnya Rajawali TV akan menyusul. Saluran baru juga selalu menggunakan MPEG-4, sebut saja Magna Channel, Mentari TV dan Ajwa TV.

Peraturan ini diberlakukan untuk menyongsong era digitalisasi penyiaran. Format MPEG-2 dengan standar DVB-S dirasa sudah ketinggalan jaman. Sekarang yang populer adalah MPEG-4 HD yang memenuhi DVB-S2. Tak hanya melalui satelit, siaran di jalur UHF Terestrial pun mulai migrasi dari analog DVB-T ke digital DVB-T2.

Perbedaan MPEG-2 dan MPEG-4

MPEG merupakan singkatan dari Moving Picture Experts Group. Kelompok ini berisi para ahli yang bertujuan menciptakan standar efisien untuk mengkompres dan menyimpan file audio dan video digital. MPEG-2 dan MPEG-4 adalah teknologi kompresi yang paling populer untuk mengurangi bandwidth digital TV.

MPEG-4 memiliki teknologi kompresi yang lebih baik dibandingkan pendahulunya MPEG-2. Format MPEG-4 digabungkan dengan DVB-S2 dapat mengurangi penggunaan bandwidth hampir setengah dari yang digunakan oleh MPEG-2 dan DVB-S. Di sisi lain kualitas siaran, jika video berukuran sama seharusnya tidak ada perbedaan jauh.

Apakah kalian pernah melihat siaran MPEG-2 dengan kualitas HD? Pastinya tidak pernah karena format ini tidak kompatibel dengan video beresolusi tinggi. Sebenarnya MPEG-2 juga bisa untuk video 4k namun tidak ada cara encode video secara efisien.

Demi memenuhi keinginan masyarakat atas siaran HD, akhirnya banyak stasiun TV beralih ke MPEG-4 meninggalkan MPEG-2. Siaran yang didapatkan memiliki resolusi tinggi dengan transmisi bitrate rendah. Biaya siaran pun lebih murah yang tidak memakan banyak bandwidth transponder satelit.


Adakah Cara Mengubah Receiver MPEG-2 ke MPEG-4?

Perbedaan antara receiver MPEG-2 dan MPEG-4 itu tidak hanya masalah software namun hardware juga. Kalian bisa saja memasang chipset yang mampu encode MPEG-4 ke receiver MPEG-2 namun apakah bisa berjalan lancar?

Tentu saja tidak jalan, mengganti chipset harus diikuti dengan komponen lain. Selain itu perubahan hardware harus dibarengi dengan update software juga. Wah lebih ribet lagi kalau berurusan dengan software terutama kode programming.

Dari pada pusing, lebih baik membeli receiver MPEG-4 terbaru. Di luar sana banyak yang dijual dengan harga Rp.100.000 hingga Rp.200.000. Merek yang disarankan seperti Matrix, Skybox, Venus, Goldsat dll. Puasa rokok dan kopi beberapa hari pasti sudah cukup untuk membeli sebuah receiver.

Bagi yang ingin deretan TV Nasional lengkap bisa mempertimbangkan decoder khusus milik Pay TV. Tujuannya adalah mendapatkan RCTI, MNC TV dan GTV yang tidak ada di jalur Free to Air. Harga decoder sedikit lebih mahal sekitar +- Rp.300.000-an (harga online, di daerah plus ongkir).

Silahkan pilih Nusantara HD, K-Vision ataupun NEX Parabola. Ketiganya memiliki bonus channel gratis dan paket premium yang berbeda. Cek satu persatu spesifikasi dan promo lalu beli yang sesuai dengan favorit kalian.

Di sisi lain receiver biasa (non-Pay TV) lebih cocok bagi kalian yang mau sedikit ribet berburu bisskey setiap ada siaran olahraga. Walaupun belakangan banyak yang menerapkan acakan maut namun masih ada 1-2 siaran feed yang menggunakan BISS.
Kesimpulan

Tidak ada cara untuk mengubah receiver MPEG-2 ke MPEG-4. Daripada pusing mengoprek lebih baik membeli receiver MPEG-4, bisa yang biasa atau milik Pay TV. Kisaran harga decoder biasa adalah 100-200 ribu rupiah sedangkan Pay TV sekitar 300 ribu rupiah. Harga di daerah lebih tinggi tergantung lokasi.

Sejak hilangnya siaran ketiga channel MNC Group, banyak orang yang beralih ke Pay TV terutama emak-emak. Rasanya sulit jika tidak menonton channel milik Hary Tanoe tersebut, apalagi sekarang ada Ikatan Cinta yang populer di RCTI.